COPING
STRESS
Kesehatan
Mental Tugas 3
A.
Pengertian dan jenis-jenis coping
1.
Pengertian coping
Coping
berasal dari katacoping yang
bermakna harfiah pengatasan/penanggulangan (to
cope with = mengatasi,
menanggulangi). Coping
itu sendiri dimaknai sebagai apa yang di lakukan oleh individu untuk
menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu
tantangan/luka/kehilangan/ ancaman. Jadi koping lebih mengarah pada
yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh
tekanan atau yang membangkitkan emosi.
Coping
yang efektif umtuk dilaksanakan adalah coping yang membantu
seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak
merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan
folkman).
Coping
stress menurut Taylor (dalam Smet, 1994) adalah suatu proses dimana
individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutantuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu maupun
tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber daya yang
mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful.
Lazarus
& Folkman pada tahun 1984 menggambarkan coping sebagai :
“...Suatu
proses dimana individu mencoba untuk mengelola jarak yang ada antara
tuntutan-tuntutan (baik itu tuntutan yang berasal dari individu
maupun tuntutan yang berasal dari lingkungan) dengan sumber-sumber
daya yang mereka gunakan dalam menghadapi situasi stressful....”
2.
Jenis-jenis coping
Lazarus
membagi koping menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Tindakan langsung (Direct Action)
Coping
jenis ini adalah setiap setiap usaha tingkah laku yang dijalankan
oleh individu untuk mengatasi kesakitan atau luka, ancaman atau
tantangan dengan cara mengubah hubungan yang bermasalah dengan
lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct action atau
tindakan langsung bila dia melakukan perubahan posisi terhadap
masalah yang dialami.
Ada
4 macam koping jenis tindakan langsung:
a)
Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu
melakukan langkah aktif dan antisipatif (beraksi) untuk menghilangkan
atau mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung
pada keadaan yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan
bahaya tersebut.
b)
Agresi
Agresi
adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen
yang dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila
individu merasa/menilai dirinya lebih kuat/berkuasa terhadap agen
yang mengancam tersebut.
c)
Penghindaran (avoidance)
Tindakan
ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan
berbahaya sehingga individu memilih cara menghindari atau menghindari
atau melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut.
d)
Apati
Jenis
koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan
dengan cara individu yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima
begitu saja agen yang melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk
melawan ataupun melarikan diri dari situasi yang mengancam tersebut.
b.
Peredaan atau peringanan (Palliation)
Jenis
koping ini mengacu pada mengurangi/menghilangkan/ menoleransi
tekanan-tekanan kebutuhan/fisik, motorik atau gambaran afeksi dari
tekanan emosi yang dibangkitkan oleh lingkungan yang bermasalah.Ada 2
macam koping jenis peredaran/palliation :
a)
Diarahkan Pada Gejala (Sympton
Directed Modes)
Digunakan
bila gangguan gejala-gejala gangguan muncul dari diri individu,
kemudian individu melakukan tindakan dengan cara mengurangi gangguan
yang berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh tekanan atau
ancaman tersebut.
b)
Cara Intrapsikis (Intrapsychic Modes)
Menggunakan
perlengkapan psikologis kita, yang biasa dikenal dengan
istilah defense
mechanism (mekanisme
pertahanan diri).
Emotion-focus
coping
Digunakan untuk
mengatur respon emosional terhadap stress.Pengaturan ini melalui
perilaku individu,seperti penggunaan alkohol,bagaimana meniadakan
fakta-fakta yang tidak menyenangkan melalui strategi kognitif.Bila
individ tidak mampu mengubah kondisi yang stressful,individu akan
cenderung untuk mengatur emosinya.
Problem-focused
coping.
Untuk mengurangi
stressor,individu akan mengatasi dengan mempelajari cara-cara
atau keterampilan yang baru.Individu akan cenerung menggunakan
strategi ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasi.Metode
atau fungsi masalah ini lebih sering digunakan oleh orang dewasa.
Lazarus
& Folkman (1986) mengidentifikasi berbagai jenis strategi coping,
baik secara problem-focused maupun emotion-focused, antara lain :
1)
Planful problem solving yaitu usaha untuk mengubah situasi, dan
menggunakan usaha untuk memecahkan masalah.
2)
Confrontive coping yaitu menggunakan usaha agresif untuk mengubah
situasi, mencari penyebabnya dan mengalami resiko.
3)
Seeking social support yaitu menggunakan usaha untuk mencari sumber
dukungan informasi, dukungan sosial dan dukungan emosional.
4)
Accepting responsibility yaitu mengakui adanya peran diri sendiri
dalam masalah.
5)
Distancing yaitu menggunakan usaha untuk melepaskan dirinya,
perhatian lebih kepada hal yang dapat meciptakan suatu pandang
positif.
6)
Escape-avoidance yaitu melakukan tingkah laku untuk lepas atau
menghindari.
7)
Self-control yaitu menggunakan usaha untuk mengatur tindakan dan
perasaan diri sendiri. Positive reappraisal yaitu menggunakan usaha
untuk menciptakan hal-hal positif dengan memusatkan pada diri sendiri
dan juga menyangkut religiusitas.
B. Jenis
jenis coping yang konstruktif dan positif
1)
Coping yang konstruktif (adaptif)
Merupakan suatu
kejadian dimana individu dapat mengatur berbagai tugas mempertahankan
konsep diri, mempertahankan hubungan dengan orang lain,
mempertahankan emosi dan pengaturan stres (Carpenito, 2000).
2)
Coping positif (sehat)
a.
Antisipasi
Antisipasi
berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu
perangsang. Ketika individu berhadap dengan konflik-konflik emosional
atau pemicu stres baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu
mengantisipasi akibat-akibat dari konflik atau stres tersebut dengan
cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai.
b.
Afiliasi
Afiliasi
berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan
orang lain dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu individu
pada saat menghadapi konflik baik dari dalam dan luar, dia mampu
mencari sumber- sumber dari orang lain untuk mendapatkan dukungan dan
pertolongan.
c.
Altruisme
Altruisme
merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan
kepentingan orang lain. Konflik-konflik yang memicu timbulnya stres
baik dari dalam maupun dari luar diri dialihkan dengan melakukan
pengabdian pada kebutuhan orang lain.
d.
Penegasan diri (self
assertion)
Individu
berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stres dengan
cara mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya secara
lengsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi
orang lain.
e.
Pengamatan diri (Self
observation)
Pengamatan
diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian
secara objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan
pengamatan terhadap tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan
seterusnya untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang
semakin mendalam.
Sumber
:
Basuki,A.M
Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta:Universitas Gunadarma
Siswanto.
2007. Kesehatan
Mental; Konsep, Cakupan, dan Perkembangannya.
Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002.