Kamis, 21 Maret 2013

PENYESUAIAN DIRI,PERUMBUHAN DAN PERTUMBUHAN PERSONAL

Penyesuaian diri
dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment. Menurut Schneiders  (dalam Ali dan Ansrori, 2006) definisi penyesuaian diri dapat ditinjau dari 3 sudut pandang, yaitu penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi , penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas, dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Pada mulanya penyesuaian diri sama dengan adaptasi.
Penyesuaian diri sebagai bentuk adaptasi pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis atau biologis. Penyesuaian diri sebagai konformitas terhadap norma memaknai penyesuaian diri individu sebagai usaha konformitas yang menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk selalu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial, maupun emosional. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi.
Aspek aspek penyesuaian diri
      penyesuaian pribadi
Penyesuaian pribadi adalah penerimaan individu terhadap dirinya sendiri. Penyesuaian pribadi berhubungan dengan konflik, tekanan dan keadaan dalam diri individu, baik keadaan fisik maupun keadaan psikis. Penyesuaian pribadi yang baik atau buruk pada prinsipnya dilandasi oleh sikap dan pandangan terhadap diri dan lingkungan. Individu yang mengalami penyesuaian pribadi yang buruk, kehidupan kejiwaannya ditandai oleh kegoncangan emosi atau kecemasan yang menyertai rasa bersalah, cemas, tidak puas, kurang dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya. Sebaliknya individu yang dapat menyesuaikan diri dengan baik akan merasa aman, bahagia, memiliki sikap dan pandangan positif.
  Penyesuaian sosial
Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosialtempat individu hidup dan berinteraksi. Individu bertingkah laku menurut sejumlah aturan, hukum, adat dan nilai-nilai yang mereka patuhi untuk mencapai penyelesaian bagi persoalan-persoalan hidup agar dapat tetap bertahan dalam jalan yang sehat dari segi kejiwaan dan sosial.
SUMBER:
http://smileandsprit.blogspot.com/2011/03/penyesuaian-diri-pertumbuhan-personal.html
PERTUMBUHAN
Menurut Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ  dan jaringan dari masa konsepsi sampai remaja. (Supriasa. 2001: 27)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2  faktor utama yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
1.Faktor internal
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan modal dasar bagi  proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
2.Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.
1)  Gizi Ibu Saat Hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu, akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagianya.
2)  Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan pertumbuhan  terhambat.
3)  Toksin/ Zat kimia
Berbagai jenis obat yang bersifat racun seperti thalidomide, phenitom, methodion, obat anti kanker yang diminum saat kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan.
4)  Endokrin
Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Hormon yang dihasikan kelenjar tiroid termasuk hormon pertumbuhan oleh karena itu apabila ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi hormon akan terganggu yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
5)  Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
6)  Infeksi
Cacat bawaan juga disebabkan  oleh infeksi intra uterine, dan jenis infeksi lain yang menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus ifluensa.
7)  Stress
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh kembang jain yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan jiwa.
8)  Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, dan menyebabkan BBLR.
3.Faktor Lingkungan Pascanatal
1)  Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit  kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan yang lain.
2)  Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan keadaan geografis berhubungan dengan kejadian gagal panen yang berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan ini yang menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat.
3)  Faktor Psikososial
Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang.
4)  Faktor Keluarga dan adat istiadat
Faktor keluarga dan adat  istiadat yang mempengaruhi antara lain pekerjaan atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat istiadat norma tabu serta urbanisasi.
Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh kembang anak dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi balita adalah posyandu (Supariasa. 2001 : 29)
SUMBER:
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2012/03/perkembangan-menurut-psikologi.html
PERTUMBUHAN PERSONAL  
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.
Pertumbuhan adalah proses yang mencakup pertambahan dalam jumlah dan ukuran, keluasan dan kedalaman. Prof. Gessel mengatakan, bahwa pertumbuhan pribadi manusia adalah proses yang terus-menerus. Semua pertumbuhan terjadi berdasarkan pertumbuhan yang terjadi sebelumnya.

Carl Rogers (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
  1. Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
  2. Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali.
  3. Keinginan yang terus menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain.



      FaKtor yang mempebgaruhi pertumbuhan personal :
      1.      Faktor biologis
      Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sanga kental.
      2.      Faktor geografis
      Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang dan nantinya akan menentukan baik atau tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
      3.      Faktor budaya
    Tidak di pungkiri kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.


SUMBER:
Chaplin,J.P. (a.b. Kartini Kartono). (2001).  Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Pers

Rabu, 20 Maret 2013

Konsep Sehat, Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental, Pendekatan Kesehatan Mental, dan Teori Kepribadian Sehat

1.   Konsep sehat berdasarkan beberapa dimensi

Dalam kehidupan sehari-hari kata-kata sehat sering kali di pakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal atau dalam kondisi yang normal.
Menurut UU pokok kesehatan, pengertian sehat adalah keadaan yang meliputi sehat badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, seta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan.
Dari beberapa pernyataan di atas dapat kita bahas tentang beberapa dimensi sehat seperti berikut ini, antaranya :

a.    Dimensi emosi
Sehat secara dimensi emosi adalah orang yang dapat menstabilkan dan dapat mengontrol bahkan mengekspresikan perasaanya, seperti marah, sedih, kesal maupun senang dengan secara tidak berlebihan.

b.    Dimensi intelektual
Orang yang mampu memecahkan masalah dengan pikiran yang tenang adalah orang yang mampu dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan begitu dapat dikatakan sehat secara intelektual.

c.    Dimensi sosial
Bisa dikatakan sehat secara dimensi sosial adalah ketika seseorang dapat berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain ataupun dengan kelompok maupun dengan organisasi dengan baik tanpa membedakan agama, suku, ras, dll dengan saling menghargai satu dengan yang lainnya.

d.    Dimensi fisik
Kesehatan dalam fisik adalah bahwa seseorang secara klinis tidak ada penyakit atau semua organ tubuh normal, tidak ada gangguan apapun didalam fungsi tubuhnya dengan kata lain seseorang tersebut tidak merasakan sakit ataupun mengeluh sakit.

e.    Dimensi mental
Dalam kesehatan mental atau bisa juga disebut dengan kesehatan jiwa yaitu suatu keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain (pasal 1 UU No.3 tahun 1966 tentang kesehatan mental).

f.    Dimensi spiritual
Dapat diartikan spiritual adalah kehidupan kerohanian. Orang-orang yang sehat secara spiritual adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada agama kepercayaannya masing-masing, dan kondisi jiwa dan id mereka secara rohani di anggap sehat karena mereka mempunyai pikiran yang jernih dan tidak melakukan hal-hal dalam luar batas dan juga berpikir secara rasional.


2.   Sejarah perkembangan kesehatan mental 

pada zaman prasejarah, manusia purba sering mengalami gangguan fisik maupun kesehatan mental, seperti infeksi, pernapasan dan usus.
Pada zaman peradaban awal, pada zaman ini penyakit mental mulai menjadi hal umum bahkan beberapa dari mereka menganngap bawa penyakit mental dihubungkan dengan setan ataupun roh. Beberapa tokoh berpendapat bahwa :
1.   Phytagoras (orang yang pertama member penjelasan alamiah terhadap penyakit mental)
2.   Hypocrates (bahwa penyakit otak adalah penyebab penyakit mental)
3.   Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik atau sebagian dari dewa-dewa)
Lalu pada zaman abad pertengahan gangguan mental pada zaman ini digunakan sebagai perawatan dengan cara menggunakan jimat-jimat, ritual-ritual, dan juga mantra-mantra.
Sedangkan pada zaman ranaisans para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran, dan juga filsafat di Negara Eropa mulai menyangkal bahwa gangguan mental adalah dalam dunia tahayul.
Kemudian pada era pra ilmiah ada 2 kepercayaan diri, yaitu yang pertama adalah kepercayaan animisme, pada kepercayaan ini orang-orang Yunani kuno percaya bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jauh jiwanya. Kepercayaan yang ke dua adalah Naturalisme, pada kepercayaan ini Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab penyakit seseorang. seorang dokter di Prancis meggunakan filsafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental tersebut, dan terbukti tidak sedikit dari penderita gangguan mental tidak lagi menyakiti dirinya sendiri.
Dan pada akhirnya di era modern, pada era ini Rush melakukan sesuatu usaha yang sangat berguna untuk memahami seseorang yang menderita gangguan mental melalui penulisan di artikel-artikel. Rush juga mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan atau mitivasi untuk reaksi, bekerja dan mencari kesenangan.pada tahun 1909 munculah gerakan Hygiene secara formal, dan seiring dengan berkembangannya zaman munculah beberapa organisasi mental hygiene terus bertambah.

3.   Pendekatan kesehatan mental

Seseorang dapat dikatankan mencapai taraf kesehatan jiwa, jika ia dapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, ia bisa menghargai orang lain dan dirinya sendiri, ada 3 teori dalam kesehatan mental, yaitu :

a.    Orientasi klasik
Sehat secara mental artinya tidak ada masalah ataupun keluhan mental, artinya seseorang dapat dikatakan dan dianggap sehat juika orang tersebut tidak mempunyai kelakukan dan perasaan tertentu, seperti rasa rendah diri, rasa lelah, cemas, ketegangan, dll yang dapat menimbulkan perasaan sakit atau tidak sehat yang dapat mengganggu kegiatan sehari-hari.

b.    Orientasi penyesuaian diri
Ukuran sehat secara mental didasarkan juga pada hubungan antara individu dengan lingkungannya. Orang yang sehat secara psikologis adalah orang yang mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan orang lain serta lingkungan sekitarnya. Penentuan derajat kesehatan mental bukan hanya dilihat berdasarkan jiwanya tetapi juga dengan proses perkembangan dalam lingkungannya.

c.    Orientasi perkembangan potensi
Keharmonisan antara pikiran dan perasaan dapat mebuat tidakan seseorang tampak matang dan wajar, dalam mencapai beberapa taraf kesehatan jiwa, jika seseorang dapat kesemoatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan, bisa menghargai dirinya sendiri dan bisa di hargai oleh orang lain.


4.   Teori kepribadian sehat menurut beberapa aliran dan pendapat tokoh

a.    Aliran psikoanalisa
Psikoanalisis adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh sigmun freud dan para pengikutnya. Pada dasarnya manusia di tentukan oleh energy psikis dan pengalaman-pengalaman diri. Kepribadian sehat menurut psikoanalisa adalah :
·         Manusia di dorong oleh dorongan seksual agresif
·         Perkembangan dini penting karena msalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang depresi
·         Motif motif dan konfliktidak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
·         Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
·         Individu bersifat egois, tidak bermoral dan tidak mau tahu kenyataan
Dalam aliran psikoanalisis manusia adaah korban dari tekanan konflik dan biologis pada masa kanak-kanak.

b.    Aliran behaviorisme
Manusia tidak di anggap memiliki sikap diri sendiri. Kepribadian sehat aliran behaviorisme yaitu :
·         Mementingkan faktor lingkungan
·         Sifatnya mekanis
·         Mementingkan masa lalu
·         Menekankan pada faktor bagian
·         Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode obyektif

c.    Aliran humanistic
Dalam aliran humanistic bersifat optimistic, menjadi lebih baik dan berharap pada individu. Setiap manusia mampu untuk menjadi yang lebih bai. Setiap individu dapat mengatasi masalah atau kejadian buruk dalam masa lalunya.

d.    Pendapat Allport
Menurut allport orang yang tidk sehat dan normal mempunyai fungsirasional dan sadar, mampu ngengontrol kekuatan yang memotivasikan dirinya. Allport juga berpendapat bahwa kepribadian sehat terarah kpd orang lain, jadi orang yang matang terlibat secara aktif dan terikat pada sesuatu atau seseorang di luar diri. Orang yang sehat bisa mencintai dan memperluas dirinya ke dalam hubungan yang penuh perhatian dengan orang lain, pertumbuhan dan pemenuhan orang lain sama pentingnya dengan pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri.

e.    Pendapat Rogers
Carl rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien. Orang yang sehat menurut Rogers adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Maksud dari aktualisasi diri adalah suatu proses yang sulit dan terkadang menyakitkan. Manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang di ajukan oleh aliran Freudian, misalnya Toilet training, penyapihan ataupun pengalamn seksual sebelumnya.

f.    Pendapat Abraham Maslow
Psikologi humanistik adalah aliran dari Abraham Maslow. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan potensi-potensi dalam dirinya untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri. Mrnurut Abraham Maslow cirri-ciri kepribadian yang sehat adalah sebagai berikut:
·         Menerima realitas secara tepat
·         Menerima diri dan orang lain apa adanya
·         Bertindak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
·         Memusatkan pada masalah-masalah bukan pasa perorangan
·         Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
·         Memiliki ruang untuk diri pribadi
·         Menghargai dan tebuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
·         Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
·         Memiliki indentitas sosial dan minat sosial yang kuat
·         Mamiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
·         Mengarah pada nilai-nilai demokratis
·         Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
·         Memiliki rasa humor yang tinggi
·         Menemukan hal-hal beru, ide-ide segar dan kreatif
·         Memiliki integritas tinggi yang total

g.   Pendapat Erich fromm
Menurut Erich Fromm kepribadian yang sehat adalah pribadi yang memiliki orientasi produktif. Fromm melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Kesehatan jiwa harus di definisikan menurut bagaimana baiknya masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu, bukan menurut bagaimana baiknya individu menyesuaikan diri dengan masyarakat.